Rabu, 13 Mei 2020

Puisi Abad ke-21

Kunjungi juga

MENGENANG PANDEMI COVID-19 PARA PENCINTA KARYA SASTRA BERPARTISIPAN DALAM MENGAPRESIASIKANNYA DALAM BENTUK PUISI DI MEDIA SOSIAL

Oleh :Konstan Tinovelina Harianja
Dosen:Dr. I G.A.A.Mas Triadnyani,S.S.,M.Hum

Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

http://unud.ac.id 




PENDAHULUAN
 
       Di sejumlah negara yang tingkat penyebaran COVID-19 tinggi, seperti Italia, Iran, Perancis, Amerika Serikat dan sejumlah negara lain, partisipasi publik dalam pencegahan COVID-19 cenderung rendah. Sementara di negara-negara yang mampu mengendalikan penyebaran COVID-19 seperti Taiwan, Vietnam, Jepang, Korea Selatan dan sejumlah negara lain, tingkat partisipasi publik dalam pencegahan COVID-19 relatif tinggi. Rendahnya partisipasi publik di sejumlah negara terlihat dari tingkat pembangkangan sosial masyarakat terhadap pendekatan pencegahan COVID-19 ini. Indonesia termasuk negara yang tingkat partisipasi publik rendah dalam pencegahan COVID-19,  khususnya untuk pendekatan social distancing dan stay at home. Ada sejumlah kondisi yang membuat partisipasi publik rendah dalam social distancing dan stay at home di sejumlah negara yang tingkat penyebaran COVID-19 tinggi, termasuk di Indonesia. 


PEMBAHASAN 

        Akibat pandemi tersebut banyak anak muda ataupun pencinta karya sastra abad-21 berpartisipan dalam mengenang kejadian yang saat ini sedang melanda dunia dan mengancam Indonesia yang dampaknya sangat merugikan. Mereka mengapresiasikan persaannya dalam puisi dengan secara tidak langsung mengandung kesan dan pesan memberi semangat kepada kita. Seperti yang menariknya puisi yang diposting oleh mantan Wakil Presiden Republik Indonesia melalui akun Instagram miliknya pada Sabtu, 28 Maret 2020 malam di Jakarta dengan judul 'Corona Virus'. Jusuf Kalla menulis secarik puisi tentang pandemi Virus Corona COVID-19. Jusuf Kalla dalam puisinya menyampaikan bagaimana penyebaran pandemi COVID-19 menyebar di dunia dan menyebabkan kekhawatiran. Dalam puisi itu pula Jusuf Kalla ikut juga mengajak bangsa untuk semangat menghadapi pandemi, bersatu, dan saling bantu. Jusuf Kalla juga tidak lupa menyampaikan terima kasih bagi dokter, perawat dan sukarelawan yang telah berjuang di garis depan penanganan COVID-19. Berikut uraian kata-kata dalam puisi Jusuf Kalla: 

CORONA VIRUS

Semua bermula dari Wuhan Menyebar 
kemana-mana tanpa pemberitahuan 
Melampaui batas Negara dan Jabatan 
Memapar segala Bangsa tanpa ampun 

Di Korea menyebar dari tempat Peribadatan 
Melanda Qom, tempat suci Syiah di Iran 
Di ltalia merebak di Kota mode Milan 
Di Negeri ini diawali di tempat Hiburan

Hari-hari ini penuh dengan kekhawatiran
Dimana doa terbaik sudah dipanjatkan 
Bekerja, belajar, dan ibadah sudah dirumahkan 
Menunggu nasib baik penuh harapan 

Ya Tuhan. berilah kepada para ahli, kemampuan 
Untuk menemukan yang dicari, obat dan vaksin 
Sebagaimana janji-Mu, bahwa semua penyakit ada obatnya 
Agar kami dapat beribadah lagi di Masjid dengan gembira 

Kepada Bangsa, bersatu dengan penuh semangat
Semua dapat membantu sesuai kemampuan 
Bagi yang Ahli membantu yang Sakit
Bagi yang mampu membantu yang rentan 

Kepada para Dokter dan Perawat, terima kasih atas ketulusan 
Dan atas upaya yang penuh risiko dan pengorbanan
Kepada para Relawan,terima kasih atas pengabdian 
Akhirnya kepada Allah jualah kami memohon 

     Bukan hanya Bapak Jusuf Kalla, salah satu aktor asal kota Makassar, Muhary Wahyu Nurba seorang Alumni Jurusan Kesusasteraan Inggris, Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin salah satu aktor asal kota Makassar juga menulis sebuah puisi untuk para jurnalis tangguh yang meliput dan melaporkan informasi seputar wabah virus Corona. Dimana wabah menjalarkan ketakutan hampir ke setiap sudut ruang, kesabaran sekaligus integritas tiap jurnalis diuji. Berikut puisi yang dibuat oleh Muhary dengan judul “Selain Cinta” yang dibuat pada tanggal 27 Maret 2020. 

SELAIN CINTA 

Dunia dilanda musibah 
Semua menjadi gelisah 
tapi kau di garis terdepan menulis tanpa kenal lelah 
Dunia dalam cerita duka 
Bencana menyulut derita tapi kau memberi harapan 
berkabar tak peduli bahaya 
Badai ini pasti akan berlalu
Bersama kita menyatukan doa 
Wabah ini pasti akan musnah dan senyuman kembali merekah 
Tak ada yang lebih kuat bila hati telah erat bertautan 
Tak ada yang lebih indah selain cinta yang diperjuangkan 

     Melalui puisi yang dibuat Jusuf Kalla dan Muhary Wahyu mungkin dapat menarik kaum muda lainnya dalam berkarya meskipun dalam keadaan saat ini. Kedua puisi tersebut menyampaian kesan dan pesan yang menarik kepada pembacanya. Lewat puisi ini saya mengutip pesan bahwa kita harus semangat dalam menghadapi wabah ini, mari bersemangat menyatukan doa dan memperjuangkan cinta dengan itu wabah ini pasti akan musnah.

Tulisan ini dibuat sebagai tugas dalam kuliah OASE (Online Academic Service E-Learning) Universitas Udayana, mata kuliah Telaah Puisi Indonesia.

6 komentar:

  1. Menurut pendapat saya, ulasan yang dituliskan oleh saudari Konstan Tinovelina Harianja cukup bagus, karena saudari Konstan mengikutsertakan pernyataan yang sesungguhnya yakni tentang rendahnya partisipasi rakyat indonesia dalam menjalani social distancing dan stay at home.sedikit koreksi dari saya mengenai tanda baca dalam esai serta spasi setelah tanda baca.

    BalasHapus
  2. Menurut pendapat saya, ulasan yang dituliskan oleh saudari Konstan Tinovelina Harianja cukup bagus, karena saudari Konstan mengikutsertakan pernyataan yang sesungguhnya yakni tentang rendahnya partisipasi rakyat indonesia dalam menjalani social distancing dan stay at home.sedikit koreksi dari saya mengenai tanda baca dalam esai serta spasi setelah tanda baca.

    BalasHapus
  3. Sangat banyak kritik yang bisa diberikan terkait dengan tulisan di atas, namun untuk meringkasnya sehingga tidak terjadi banyaknya narasi yang membingungkan maka saya secara pribadi akan menguraikan beberapa tinjauan yang terkait. Pertama, tulisan tersebut gagal disampaikan dengan tanda baca yang benar, seperti nyaris semua kata pada bagian pendahuluan tidak diberikannya jarak atau space setelah tanda titik maupun koma. Kedua, banyaknya kesalahan penulisan kata yang mesti diteliti kembali oleh penulis sebelum dilakukan proses publikasi. Selain dari sisi teknis juga, tulisan terkait dengan puisi oleh Jusuf Kalla, rasanya kurang tepat untuk dijadikan sebuah prototipe dari bentuk karya sastra dikarenakan kentalnya unsur politis di dalamnya dimana penulis mengganggapnya sebagai karya yang baik untuk diapresiasi oleh kalangan muda. Sementara yang dibutuhkan para muda dalam hal dunia sastra, adalah menghadirkan sebuah karya jika itu puisi harus benar-benar murni tidak ada unsur politis dan sebagainya tapi lebih menuangkan sebuah gagasan besar dalam bentuk metafora yang variatif ketika diinterpretasikan banyak kalangan. Adapun sisi menarik dari tulisan ini bagi saya merujuk kepada puisi kedua yang lebih menonjolkan solidaritas kemanusiaan yang universal.

    BalasHapus
  4. Menurut Pendapat saya ,dari segi tampilan cukup bagus namun penulis saya sarankan lebih berkreasi lebih untuk mengedit tulisannya.

    BalasHapus
  5. Tulisan dari Konstan Tinovelina Harianja berusaha menjelaskan peran karya sastra di tengah pandemi Covid-19. Dalam tulisan ini, karya sastra mempunyai peran unik. Konstan, memerankan karya sastra sebagai bukti erkeologis di masa depan tentang suatu peristiwa yang pernah membuat gempar dunia. Peristiwa tersebut ialah fenomena yang terjadi hari ini (Covid-19). Penulis pandai dalam mengangkat objek kajian yang akan dianalisis. Ia memilih dua puisi dari tokoh-tokoh yang berpengaruh di negeri ini, sehingga kekuatan arkeologis yang dimaksud dalam gagasannya sangat tinggi. Gagasan yang baik ini, sangat disayangkan masih memiliki beberapa kekurangan. Penggunaan tanda baca dan pemilihan judul masih kurang tepat, padahal jika penulis lebih teliti, maka akan didapatkan tulisan yang sesuai dengan gagasan utama penulis.

    BalasHapus
  6. Artikel ini sudah baik, hanya saja kurang tinjauan ulang sebelum dipublikasikan. Karena masih ada ejaan yang tidak tepat serta tidak adanya spasi pada beberapa antar kata. Isi artikel lebih kepada pesan dan kesan terhadap pandemi korona, bukan mengenai pembahasan puisi dengan tema covid-19. Semoga untuk selanjutnya dapat diperbaiki lagi. Sekian terima kasih, dan tetap semangat.

    BalasHapus

Puisi Abad ke-21

Kunjungi juga MENGENANG PANDEMI COVID-19 PARA PENCINTA KARYA SASTRA BERPARTISIPAN DALAM MENGAPRESIASIKANNYA DALAM BENTUK PUISI DI MEDIA S...